Berikutkami sajikan 6 sajian lezat ikan nila yang bisa Anda coba di rumah.Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi yang memiliki beragam magnet untuk menarik wisatawan mancanegara maupun nusantara. Salah satunya adalah kuliner khasnya yang tidak kalah enaknya dengan daerah lain seperti kuliner Bangka, betawi, dan lainnya. Tidak hanya makanan berat seperti sop barobbo dari sagu, kapurung, dan lain-lain, tetapi juga ada berbagai kue khas Bugis yang tidak kalah enaknya dengan kudapan daerah lainnya maupun jajanan kekinian. Beberapa kue tradisional khas Bugis adalah katirisala, jungkir balik, jatuh bangun, kaddo boddong, palopo, tumbuk, tarajju atau taraju, dan lain-lain. Nah, kira-kira apa lagi yah? Berikut ini merupakan berbagai macam jajanan dan kue khas Bugis yang harus dicoba ketika kulineran di Sulawesi Selatan 1. Roti Berre❤️2. Kue Baruasa❤️3. Barongko❤️4. Apang Paranggi❤️5. Sikaporo❤️6. Biji Nangka❤️7. Taripang❤️8. Kue Sengkang❤️9. Bolu Cukke❤️10. Kue Uhu Uhu❤️11. Cucuru Bayao❤️12. Beppa Janda❤️13. Kue Tetu❤️ 1. Roti Berre❤️ Foto By beppa_beppa Roti werre atau berre merupakan salah satu kue basah yang dibuat dari pisang dan tepung beras. Kudapan dengan bentuk bundar ini memiliki satu sisi yang melengkung dan tampak putih karena mengembang sementara sisi lainnya agak hitam disebabkan panasnya wajan. Kue ini hanya terdapat di beberapa tempat, yakni di Kabupaten Sidrap dan Wajo, Sulawesi Selatan. Kalian bisa menemukannya di pedagang kaki lima dengan harga Rp. untuk delapan buah roti lengkap beserta sausnya. Nah, murah kan harganya? 2. Kue Baruasa❤️ Foto By dapoermama171 Kalo kue yang satu ini merupakan salah satu kue kering yang terdapat di daerah Bone, Sulawesi Selatan. Kudapan dengan bentuk bulat tersebut terbuat dari bahan dasar tepung beras dan kelapa parut yang disangrai. Ada dua varian rasa kue baruasa, yaitu original dengan menggunakan gula pasir atau campuran gula merah. Kudapan ini juga sangat cocok bila dihidangkan bersama teh atau kopi panas. Kue ini banyak ditemukan di berbagai toko oleh-oleh di Sulawesi Selatan dengan harga yang bervariasi, per kotaknya berkisar antara Rp. hingga 3. Barongko❤️ Foto By uulinuhaz Jenis makanan yg satu ini dulunya merupakan hidangan penutup untuk raja-raja Bugis. Barongko adalah hidangan yang terbuat dari bahan dasar pisang yg dihaluskan, gula pasir, garam, telur, dan santan. Kue yang berasal dari Pinrang ini dibungkus daun pisang dan membuatnya pun tidak sulit. Buat yg tertarik melihat dan mencoba secara langsung, kalian bisa cari di toko oleh-oleh yg ada di Makassar. Biasanya dijual dengan kisaran harga di bawah Rp. per buahnya. 4. Apang Paranggi❤️ Foto By kitchenjourneywithyv Apang paranggi adalah kue yang dibuat dengan bahan dasar gula aren dan tepung terigu. Tidak hanya Sulawesi Selatan, kudapan ini juga ada di daerah lain dengan nama yang berbeda. Misalnya, di Jawa disebut apem dan di Kalimantan dikenal sebagai apam. Kalian bisa membeli kue apang paranggi di berbagai toko roti yang ada di Sulawesi Selatan. Harga untuk satunya juga tidak terlalu tinggi alias ekonomis bagi kantong semua kalangan, yakni masih di bawah Rp. per buahnya. 5. Sikaporo❤️ Sikaporo merupakan salah satu jajanan dengan julukan kue Bugis yang sudah mulai jarang ditemukan. Padahal, dulunya merupakan makanan bangsawan suku Bugis lho! Kini, kudapan jenis ini dapat ditemukan di acara penting seperti pernikahan. Sikaporo terdiri dari dua lapis, namun bisa juga hanya satu lapis, yakni jenis sikaporo pandan alias kadoppe. Sekilas, teksturnya mirip dengan talam. Jika kalian ingin mencoba, beberapa toko online menjual dengan harga sekitar Rp. per loyangnya. 6. Biji Nangka❤️ Foto By kue_bugis_tradisional Memiliki bentuk yang mirip dengan biji nangka dan warna yang kuning membuat banyak orang menjuluki jajanan ini sebagai biji nangka. Namun, sebenarnya kudapan tersebut terbuat dari kentang, gula pasir, kenari, telur, dan pewarna oranye. Jika ingin mencobanya, banyak toko kue di Makassar yang sudah menjual jajanan khas Bugis ini. Kalian bisa membeli dengan harga yang relatif murah, yakni di bawah Rp. per buahnya. 7. Taripang❤️ Foto By oei_jesslyn Ada lagi nih, kue khas Bugis yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan, yaitu taripang. Kudapan ini merupakan kue yang terbuat dari tepung ketan dengan gula merah yang dicairkan. Beberapa pasar tradisional di Sulawesi Selatan menjual kue ini dengan harga Rp. per buahnya. Nah, jika ingin coba untuk bikin sendiri di rumah, kalian bisa ikuti resep yang ada di internet. Cara membuatnya pun terbilang cukup sederhana lho! 8. Kue Sengkang❤️ Foto By bentolsilajara Nah, kalo yg satu ini merupakan makanan khas dari Kepulauan Selayar. Bentuknya yang mirip dengan Candi Borobudur membuat orang sering menjuluki kudapan tersebut sebagai kue Candi Borobudur. Dulu, hanya orang-orang tertentu yg bisa mencicipi kue ini. Namun, kini telah dijual bebas, bahkan dijadikan kue lebaran. Kalian bisa dengan mudah menemukan di pasar tradisional, Pelabuhan Pamatata, dan warung. Harga per bungkusnya sekitar Rp. 9. Bolu Cukke❤️ Kalo kue tradisional yg satu ini berbeda lho dengan kue khas Bugis lainnya. Bentuknya mungil dan terlihat padat. Kudapan yg berasal dari Soppeng dan Barru ini dibuat dari tepung beras lalu diberikan gula merah saat pembuatannya. Dengan taburan gula putih, kue ini akan terasa manis di lidah. Kuedapan tersebut bisa kalian temukan dengan mudah di berbagai toko oleh-oleh dengan harga Rp. per bungkusnya. 10. Kue Uhu Uhu❤️ Foto By atiek_asadel Nah, untuk kudapan tradisional yg satu ini berasal dari daerah Bulukumba. Kue tersebut merupakan adonan yg dibentuk menjadi jaring laba-laba kemudian dilumuri gula aren baru digoreng. Jenis camilan yg satu ini sangat cocok jika dimakan bersama dengan keluarga sambil minum teh atau kopi. Kue uhu-uhu banyak dijual di pedagang kaki lima dengan harga yang cukup murah, yakni Rp. per buahnya. Namun, bagi yg ingin membuat sendiri di rumah, kalian bisa cari resepnya. Langkah-langkah pembuatannya cukup murah untuk diikuti lho! 11. Cucuru Bayao❤️ Foto By mypattiserie_mksr Kuapan satu ini memiliki tekstur yg lembut dan juga cita rasa manis. Dalam bahasa Makassar, “cucuru” berarti kue dan “bayao” berarti telur, maka bila diartikan menjadi kue dengan bahan dasar telur. Hidangan ini bisa ditemukan di toko-toko kue konvensional ataupun online ya! Harga per buahnya pun masih murah, yakni di bawah Rp. 12. Beppa Janda❤️ Beppa Janda, gambar By dapurtanpakata Dengan warna coklat, rasa manis dan legit, serta empuk saat digigit membuat kue ini digemari banyak orang. Kalian bisa menemukannya 1 kilometer dari Pasar Ma’rang, Pangkep, Sulawesi Selatan dengan harga Rp. 400 – 500 per buahnya lho! 13. Kue Tetu❤️ Kue pelita atau sering disebut juga kue tetu merupakan salah satu jajanan tradisional yg sering dijadikan takjil saat bulan puasa. Ciri khas dari kudapan yang terbuat dari tepung beras tersebut salah satunya adalah disajikan dengan dibungkus daun pandan. Jajanan ini masih bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional ya, baik di Makassar maupun di Jakarta dengan harga per buahnya cukup murah, yakni di bawah Rp. Itulah aneka nama jajanan tradisional dan kue khas Bugis yg bisa dicoba ketika berkunjung ke daerah Sulawesi Selatan lengkap beserta gambar. Beberapa dijadikan kudapan saat hari besar. Jika kalian ingin tau lebih lanjut, bisa cek di google atau brainly. Lalu manakah favoritmu? Erlina yang kini berusia 26 tahun sudah tertarik dengan menulis sejak masuk salah satu Universitas di Jakarta. Kini Erlina bekerja di salah satu Perusahaan di Jakarta. Di luar kerja, Erlina lebih memilih menghabiskan waktu produktif menulis di dan kuejintan khas bugis di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Daftar Isi 1. Katirisala 2. Pisang Ijo 3. Jalangkote Butung 5. Taripang 6. Bolu Cukke 7. Sanggara Balanda 8. Barongko 9. Kue Karasa Makassar - Kue khas Bugis kerap disajikan di berbagai acara-acara penting seperti pernikahan, aqiqah, dan acara adat lainnya. Kue khas Bugis umumnya memiliki sejarah dan filosofi tertentu yang erat kaitannya dengan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat suku BugisUmumnya kue khas Bugis ini diolah secara tradisional, mulai dari alat hingga proses pembuatannya masih belum tersentuh teknologi. Pengolahan secara tradisional bertujuan untuk menjaga cita rasa dan filosofi tertentu yang terkandung dalam proses mengandung filosofi yang mendalam, kue khas Bugis ini umumnya memiliki cita rasa yang unik dan sangat khas. Tak heran, kue-kue ini kerap menjadi sangat populer di masyarakat. Berikut detikSulsel akan mengulas ragam kue khas Bugis lengkap dengan sejarah dan filosofinya. Simak selengkapnya berikut ini!1. KatirisalaKatirisala, kue khas bugis Foto YoutubeKue Katirisala merupakan makanan khas Bugis yang kerap mengisi hidangan dalam upacara adat utamanya dalam upacara pernikahan. Kue ini menjadi hidangan utama, dalam masyarakat Bugis disebut dengan istilah "indo beppa".Sementara itu, Budayawan Universitas Negeri Hasanuddin Unhas, Dr Firman Saleh menjelaskan asal muasal kue tradisional ini. Berdasarkan buku-buku dan tulisan lama hidangan ini berasal dari wilayah Ajatappareng Sidrap, Parepare, dan Pinrang."Katirisala itu dijelaskan dalam buku-buku dan tulisan-tulisan lama bahwa dia berasal dari Ajatappareng. Ajatappareng itu meliputi wilayah Sidrap, Parepare, Pinrang tapi dulu dikenal dengan wilayah Ajatappareng," jelasnya, kepada detikSulsel pada Jumat 24/2/2023.Kendati demikian, Firman kembali menegaskan tidak penjelasan pasti mengenai kapan awal mula kue manis ini dibuat. Namun, diperkirakan kue ini mulai dikenal oleh masyarakat Bugis pada abad ke-17."Dalam sejarah, belum ada yang menjelaskan kapan tepatnya kue itu ada, tapi itu diperkirakan di abad ke-17. Buktinya dengan adanya bosara yang hadir di tengah-tengah kegiatan-kegiatan tradisi. Katirisala dihidangkan di atas bosara," ungkap itu, katirisala juga sarat dengan nilai-nilai filosofi yang tercermin dari namanya. Katirisala berasal dari kata 'tiri' yang berarti 'menetes' dan 'sala' yang berarti 'salah', yang secara harfiah artinya salah kata salah tetes merujuk pada lapisan gula merah pada kue. Pada awal pembuatan dan penyajian gula dalam lapisan kue ini ada kesalahan."Jadi, ini sebenarnya punya filosofi. Harusnya dalam pembuatan kue itu ketannya dulu baru gulanya. Tapi ini terbalik, karena gulanya itu tiri, menetes, atau lari ke bawah, sehingga dalam penyajiannya itu dibalik, gulanya yang di atas dan ketannya yang di bawah," ini dikenal dengan rasa manis dari gula merahnya. Di balik itu, ada filosofi berupa harapan kehidupan yang saling mengasihi dengan orang sekitar."Filosofinya dalam masyarakat Bugis itu, gula kan manis, jadi sebuah simbol supaya orang-orang yang melakukan kegiatan ritual itu, orang atau pengunjung bisa lebih akrab, penglihatannya tetap bagus, kehidupannya bagus, sebagaimana seperti gula yang manis," ini juga dikenal dengan nasi ketan yang ada di bawah gula. Songkolo atau nasi ketan ini memiliki simbol ketahanan."Songkolo atau ketan ini merupakan simbol kekuatan," tambahnyaKue katirisala ini juga diharapkan dapat menjadi harapan dan doa agar kehidupan yang dijalani senantiasa berjalan dengan baik."Jadi jika orang memakan songkolo ditambah gula merah, itu menjadi sumber kekuatan bagi masyarakat Bugis," Pisang IjoEs Pisang Ijo Foto istimewaPisang Ijo merupakan olahan pisang raja yang dibalut adonan tepung berwarna hijau. Kudapan ini disandingkan dengan fla dan kerap ditambahkan dengan sirup ambon atau sirop DHT dan taburan ke-17 menjadi awal mula Pisang Ijo diperkenalkan. Keberadaan kue ini dilatarbelakangi oleh eksperimen masyarakat Bugis-Makassar dalam mengolah Saleh mengatakan dahulu masyarakat Bugis melakukan percobaan terhadap bahan-bahan yang tersedia. Sedangkan, pisang pada saat itu merupakan makanan pokok."Masyarakat Bugis melakukan eksperimen berdasarkan pada benda-benda yang ada di sekelilingnya, contohnya pisang. Pisang merupakan bahan utama baik berupa cemilan ataupun makanan pengganti," jelas Firman kepada detikSulsel, Selasa 28/3/2023.Pisang ijo terdiri atas dua kata yaitu pisang dan ijo. Kata pisang diambil karena kue ini berbahan dasar pisang, sedangkan kata ijo merupakan warna kulit pisang yang hijau dari sari daun pisang ijo awalnya berbahan dasar tepung yang kental. Namun seiring perkembangan zaman, kuahnya mulai divariasikan."Makan khas Sulawesi Selatan yang sudah dipadukan dengan sirup DHT, namun awalnya hanya pisang ijo dan kuah yang terbuat dari tepung," kata seperti kue khas Bugis lainnya, pisang ijo juga sarat dengan filosofi yang telah dipercaya masyarakat. Terdapat akulturasi pada tampilan warna Pisang Ijo."Hijau merupakan warna bangsawan khususnya bagi masyarakat Bugis-Makassar. Setelah terjadi akulturasi Bugis-Makassar dan Islam, warna hijau dianggap warna surga," ujar sisi lain, bentuk pisang ijo sesuai besaran pisang disimbolkan sebagai kelaki-lakian. Sedangkan kulit pisang hijau sebagai sarung."Pisang disimbolkan sebagai kelaki-lakian. Pisang merupakan simbol laki-laki yang harus dibungkus. Kulit pisang ijo merupakan sarung untuk membungkus pisangnya, dari aspek filosofi tanda," tutup JalangkoteJalangkote Foto DetikfoodJalangkote merupakan makanan khas Bugis yang mulai diperkenalkan ke masyarakat pada abad ke-19. Oleh karena itu, makanan ini termasuk jenis makanan modern."Kalau sejarahnya itukan makanan modern sudah masuk makanan modern yah. Karena dia hadir nanti di abad ke-18 atau 19, seribu sembilan ratusan mi baru muncul," jelas Firman kepada detikSulsel, Senin 27/3/2023.Rasa kue ini sangat gurih sehingga eksis di segala momen. Baik itu pada kegiatan hajatan maupun di bulan Ramadhan, makanan ini selalu memiliki tempat di hati memiliki nama yang cukup menarik dan sarat makna. Dalam bahasa Makassar jalangkote terdiri dari dua kata yakni "jalang" yang berarti jalan, sementara "kote" berasal dari suara bunyi ayam atau yang berarti menjelaskan makanan ini diberi nama jalangkote karena dulunya para penjual yang didominasi oleh anak-anak. Mereka menjajakan jualannya sambil berjalan berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cara berteriak."Penamaan jalangkote itu dilihat dari namanya, jalang itu kan jalan kemudian kote itu diambil dari penamaan ayam yang berbunyi. Kote artinya bunyi atau teriak, makanya jalangkote itu disebut yang dijajakan dengan cara berteriak," jelas Butunges palu butung Foto Detikfood/DetiktravelPallu butung merupakan makanan tradisional khas Sulsel. Kue ini terbuat dari pisang yang dilumuri fla tepung menjelaskan, awal kemunculan kue ini masih belum ada kepastian. Hanya saja palla butung ini mulai dikonsumsi saat beras mulai langka yang diperkirakan pada abad ke-17."Kalau tahunnya tidak ada yang tahu pasti kapan awal adanya ini pallu butung. Tapi pallu butung ini sudah ada pada saat beras itu langkah di Sulawesi Selatan. Nah, dalam sejarah atau dalam kisah disebutkan bahwa kondisi ini terjadi pada saat penjajahan, itu artinya di abad-abad ke-17," jelas juga mengatakan bahwa kue legendaris ini merupakan hasil kreasi masyarakat. Awalnya mereka hanya ingin memanfaatkan pisang."ini merupakan masakan kreasi antara mencampurkan pisang dengan tepung dan santan. Kemudian dimasak." kata juga menjelaskan filosofi yang dicerminkan Palla Butung. Ada simbol-simbol tertentu di balik bahan utama yang menjadi komponen kue pisang ini."Kalau pisang itukan simbol kehidupan, kalau terigu itu simbol kekuatan, kalau santan itu simbol kenikmatan. Jadi kalau dia dicampur, masyarakat akan menganggap bahwa kehidupan akan ada apabila disatukan antara adanya kekuatan dan kenikmatan." kata TaripangKue Taripang khas Sulsel Foto Rahma AminKue taripang merupakan kue tradisional khas Bugis yang terbuat dari tepung ketan dan diselimuti lelehan gula merah, sehingga rasanya manis dan gurih. Kue taripang mulai diperkenalkan oleh Masyarakat pada abad ke-15. Pada saat itu, kue ini dihidangkan untuk menjamu tamu-tamu di acara menjelaskan bahwa kue ini di temukan di Celebes atau saat ini dikenal daerah pesisir pantai Sulsel. Daerah pesisir tersebut meliputi Makassar, Ajatappareng, dan Barru."Awal kemunculan Taripang berasal dari daerah-daerah pesisir yang dinamakan daerah Celebes pada waktu itu, termasuk di masyarakat Makassar dan masyarakat daerah-daerah Bugis di Sulawesi Selatan seperti Ajatappareng, Sidrap, Pinrang, Parepare, dan Barru" itu, kue taripang diambil dari nama hewan laut yaitu taripang. Keduanya memiliki bentuk yang sama sehingga disebut Taripang."Kalau Teripang itu, penamaannya diambil dari hewan laut Teripang. Jadi dilihat dari bentuknya seperti Teripang sehingga dia dinamakan Taripang. Bahannya itukan terbuat dari tepung beras ketan, kemudian kelapa kemudian dicampur dengan gula merah." itu, kue yang manis dan gurih ini memiliki filosofi tersendiri. Bahan-bahan yang menjadi bahan dasarnya mencerminkan filosofi yang mendalam."Kalau filosofinya itu tentu saja beras merupakan sumber kehidupannya masyarakat di Sulawesi Selatan atau sebagai makanan pokok", tutur tepung beras dipilih sebagai bahan pokok kue taripang bukan hanya karena posisinya sebagai bahan pokok pada saat itu. Namun, karena beras diyakini sebagai sumber kekuatan," kata itu, gula yang menyelimuti taripang ini bukan sekadar pemanis. Gula memiliki simbol kekuatan."Gula itu menjadi simbol atau kalau orang Bugis Makassar menganggap bahwa gula itu sebagai sumber kekuatan.' Bolu CukkeBolu Cukke Foto Bolu Cukke Dok. MenparekrafBolu cukke merupakan kue kering khas Masyarakat Bugis yang berbahan dasar tepung beras dan gula merah. Bolu Cukke mulai dikenal pada abad ke-19 di wilayah Ajatappareng yang meliputi Sidenreng Rappang Sidrap, Parepare, dan menjelaskan bahwa pada awalnya kue bolu gula merah ini merupakan bekal para perantau yang pergi berlayar. Kue ini juga kerap dijadikan oleh-oleh untuk sanak itu, Firman juga menjelaskan bahwa percobaan awal kue ini dimasak dengan wajan. Namun kue tersebut gagal, sehingga mencari inspirasi cetakan lainnya."Dulunya dibuat dalam wajan, namun hasilnya tidak menyuguhkan tekstur yang baik. Maka di buatkanlah wadah," jelas itu, di balik manis dan empuknya bolu kue ini, ternyata mengandung filosofi yang mendalam. Bahan-bahan utama yang telah tercampur padu memiliki makna yang diyakini masyarakat menjelaskan bahwa beras yang dihaluskan dalam campuran adonan menyimbolkan kekuatan yang memberi kehidupan."Beras ini menjadi makanan pokok yang disimbolkan sebagai suatu kekuatan. Jadi kalo ada beras kita sudah hidup bagi masyarakat Bugis," ujar rasa gula merah yang manis syarat akan makna. Manisnya menjadi penguat serta memberi cita rasa enak dan sehat."Gula merah menjadi simbol kekuatan. Apapun yang dicampur gula merah enak rasanya dan akan menjadi kuat," Sanggara BalandaSanggara Balanda Foto Dok. Tika Sri UtamiSanggara balanda merupakan makan khas Bugis yang kerap dihidangkan dan disantap bersama keluarga. Kue ini terbuat dari pisang yang dipadukan dengan gula dan kacang, sehingga rasanya gurih dan balanda telah dikenal masyarakat Bugis-Makassar sejak abad ke-18 dengan menjadikan kacang dan gula sebagai isian. Artinya, olahan pisang ini sudah ada saat jaman penjajahan menjelaskan, penamaan sanggara balanda diambil karena pisang digoreng dan melalui beberapa tahapan dalam proses pembuatannya."Kenapa dinamakan sanggara balanda karena dia pisang digoreng terlebih dahulu, karena ada beberapa tahap memasaknya yah, pisang digoreng dulu setelah digoreng lalu dibelah, setelah dibelah kemudian masukkan kacang, gula. Setelah itu digoreng kembali dan dicampur dengan telur" jelas Firman kepada detikSulsel, Selasa 4/4/2023.Seiring berjalannya waktu, sanggara balanda mulai divariasikan. Olahan pisang ini ditambahkan bahan campuran seperti fla atau air gula, sehingga rasanya menjadi lebih tambah itu, sanggara balanda juga memiliki filosofi yang tersirat dalam penyajiannya. Disebut sanggara balanda karena bahan yang diselipkan di dalam pisang mengandung nilai yang baik."Sama seperti filosofinya bahwa kita itu memiliki sesuatu yang baik, dia tersembunyi, dia tidak terlihat. Misalnya dalam sanggara balanda itu, pisang di dalamnya ada kacangnya, itu campurannya meski ada yang menambahkan dengan mentega dan gula pasir dan lain-lain, meskipun dia tersembunyi," ujar BarongkoKue Barongko khas Sulsel Foto Rahma AminMelansir laman website Portal Informasi Indonesia, Barongko sudah ada sejak zaman kerajaan. Kue ini menjadi menu istimewa yang kerap dihidangkan untuk kaum bangsawan dan kerajaan-kerajaan masa kerajaan tersebut, raja-raja Bugis menjadikan Barongko sebagai hidangan penutup. Hingga kini, barongko masih terus disajikan pada waktu-waktu tertentu seperti di acara pernikahan, upacara agama atau itu, Bugis-Makassar, kue Barongko memiliki makna filosofis yang tinggi dan diyakini masyarakat Bugis-Makassar. Olahan pisang yang dibungkus dengan daun pisang melambangkan nilai-nilai budaya dan prinsip hidup yang dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, kata Barongko adalah singkatan dari "barangku mua udoko". Artinya, barangku sendiri yang tersebut melambangkan nilai "siri" atau harga diri yang telah dijunjung Masyarakat Bugis-Makassar. Membungkus dan menjaga harga diri merepresentasikan harkat dan martabat itu, kudapan ini juga selalu disajikan di acara pernikahan dengan harapan dapat hidup harmonis. Harapan ini berlandaskan pisang yang dibungkus daun pisang dimaknai sebagai kejujuran, yaitu apa yang tampak di luar sama dengan isi Kue KarasaKue Karasa khas Bugis. Foto Sastra Kuno dan Kuliner Bugis dari ISIN Parepare Sari Hidayati menjelaskan bahwa asal muasal Karasa masih belum jelas. Pasalnya tidak ada catatan resmi mengenai kue khas Bugis."Perihal sejarah sesungguhnya tidak dapat dipastikan kapan kehadirannya," saja ia mengaku patokan yang bisa diambil kue ini sudah tergolong dalam kuliner tradisional. Ini berarti usia kehadiran kue ini sudah cukup lama."Kue tradisional berarti telah melewati 3 generasi atau lebih dari 75 tahun," hal itu, Sari memperkirakan Karasa sudah ada sejak zaman kerajaan. Namun kini dengan teknik memasak yang berbeda, tidak seperti zaman kerajaan yang biasanya dibakar."Terdapat kemungkinan kue ini telah ada namun dalam pengolahan yang berbeda, meninjau teknik memasaknya yang digoreng sedangkan dahulu dominan makanan dibakar, atau direbus," itu, Karasa mengandung makna mendalam bagi masyarakat Bugis. Sehingga kue berserat ini menjadi sajian wajib di sejumlah acara menjelaskan filosofi kue karasa cukup banyak, menyesuaikan dengan upacara adat yang digelar. Biasanya dinilai dari teknik pembuatan, bentuk dan nama kuliner."Jika kue karasa dibuat pada acara mappanre temme yaitu khatam Al-Qur'an, filosofinya teknik memukul-mukul gagang tadi dapat sama nyaringnya dengan suara anak-anak yang baru khatam Al-Qur'an itu," dalam acara pernikahan, bentuk karasa yang menyerupai benang kusut mengandung nilai filosofi dan harapan. Kedua mempelai diharapkan dapat mengarungi bahtera rumah tangga meskipun serumit benang itulah 9 makanan khas Bugis beserta sejarah dan filosofinya. Semoga bermanfaat ya, detikers! Simak Video "Laris Manis Penjualan Serabi di Jawa Timur saat Perayaan Imlek 2023" [GambasVideo 20detik] urw/urw Dalamupacara adat orang Bugis dan Makassar, seperti sunatan, akikah, dan pesta penikahan, barongko termasuk kue utama. Bahan dasarnya adalah pisang kapok, dihaluskan dengan bahan lainnya seperti gula pasir, santan kental, telur, garam, dan perisa vanili.
kuekatirisala khas bugis. Bahannya : 400 gram beras ketan hitam, 450 ml santan kental, 1/2 sendok teh garam halus, 300 gram gula merah, 6 butir telur ayam k
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Makanan di Kota Makassar tidak melulu ikang bakar, coto, atau sop saudara. Ada juga beragam kue tradisional yang bisa Anda cicipi jika berkunjung khas masyarakat Bugis-Makassar terkenal dengan rasanya yang khas, manis, dan gurih. Pokoknya, makan satu saja tidaklah Bugis Makassar dikenal sebagai kaum cendekiawan berintelektual tinggi. Makna filosofis marak mengisi nilai kebudayaan. Mulai dari kebiasaan hingga acara-acara adat. Semuanya memiliki maknanya tersendiri. Bahkan termasuk kue yang disajikan bagi tamu. Tulisan kali ini akan membahas mengenai jenis-jenis kue tradisional khas Bugis-Makassar. Di antaranya sangat sesuai menemani Anda untuk berbuka puasa. Jangan lupa juga untuk menyimak maknanya. Makanan akan terasa lebih lezat jika ada kisah yang Barongko Dalam upacara adat orang Bugis dan Makassar, seperti sunatan, akikah, dan pesta penikahan, barongko termasuk kue dasarnya adalah pisang kapok, dihaluskan dengan bahan lainnya seperti gula pasir, santan kental, telur, garam, dan perisa vanili. Dibungkus dengan daun pisang dengan pola segitiga. Enak jika dihidangkan dingin. Itulah mengapa barongko sering ditemukan selama bulan suci Ramadan. Sebabnya cocok dihidangkan sebagai makanan pembuka mengandung filosofis yang mendalam. Merupakan singkatan dari bahasa bugis, barangku mua udoko. Dalam bahasa Indonesia berarti barangku sendiri yang tersebut mendasari filsafat utama dalam budaya Bugis-Makassar, yaitu Siri' harga diri. Jadi, membungkus "barangku" adalah menjaga harga diri yang merupakan nilai utama dari Siri.' 1 2 3 4 Lihat Foodie SelengkapnyatoolbarKue Engkak ketan merupakan kue khas palembang. untuk resep hampir sama dengan lapis kojo dan bolu kojo. sedangkan cara membua Makanan Khas Palembang toolbar toolbar Lakso Bahan: 250 gr tepung beras 50 gr tepug sagu 1 sdm kapur sirih 250 ml
Pinrang - Kue Karasa merupakan salah satu makanan tradisional masyarakat Bugis yang hampir selalu ada saat upacara adat. Baik syukuran, pernikahan, hingga pesta memiliki bentuk yang unik seperti benang kusut. Teksturnya renyah dengan cita rasa manis gula merah yang Karasa juga memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Bugis. Bahkan makna filosofi yang terkandung dalam kue Karasa berbeda-beda sesuai dengan upacara adat yang dilaksanakan. Peneliti Sastra Kuno dan Kuliner Bugis dari IAIN Parepare, Sari Hidayati menjelaskan, keberadaan Karasa ini memang sangat kental dengan budaya Bugis. Ini karena ada berbagai makna di dalam kue ini."Kuliner ini sama dengan kuliner tradisional Bugis lainnya yaitu sebagai doa," lanjut Sari menjelaskan Kue Karasa memiliki resep yang diwariskan secara turun temurun oleh setiap keluarga di masyarakat Bugis. Meskipun saat ini pembuatannya sudah menggunakan alat modern namun tidak mengurangi bahkan menambah cita rasanya."Terlebih teknik pengolahannya sekarang yang lebih modern yang menambah cita rasanya dan kegurihannya," Filosofi Kue KarasaKarasa yang menjadi kue wajib dalam sajian sejumlah acara adat masyarakat suku Bugis. Di balik rasanya yang manis tersimpan makna dan doa bagi masyarakat yang menyelenggarakan menjelaskan filosofi kue Karasa berbeda-beda, disesuaikan dengan upacara adat yang digelar. Namun, secara keseluruhan filosofinya dapat ditemukan melalui teknik pembuatan, bentuk dan nama kulinernya yang selanjutnya menjadi simbol kultural dalam masyarakat Bugis."Jika filosofi dari Karasa ini ingin dilihat, letaknya terdapat pada teknik pengolahan, bentuk dan namanya," jelasnya."Jika kue karasa dibuat pada acara mappanretemme yaitu khatam Al-Qur'an, filosofinya teknik memukul-mukul gagang tadi dapat sama nyaringnya dengan suara anak-anak yang baru khatam Al-Qur'an itu," Karasa dihadirkan pada acara pernikahan, filosofinya terdapat pada bentuknya yang menyerupai benang kusut. Kedua mempelai diharapkan dapat menyelesaikan segala masalah dan rintangan yang dihadapi saat mengarungi bahtera rumah tangga meskipun serumit benang Kue KarasaTerkait kapan awal mula kue Karasa hadir dan menjadi bagian yang mengisi ritual keagamaan Bugis, Sari mengaku masih sulit untuk dipastikan. Ini karena tak ada catatan resmi mengenai kuliner khas Bugis ini."Perihal sejarah sesungguhnya tidak dapat dipastikan kapan kehadirannya," saja ia mengaku patokan yang bisa diambil kue ini sudah tergolong dalam kuliner tradisional. Ini berarti usia kehadiran kue ini sudah cukup lama."Kue tradisional berarti telah melewati 3 generasi atau lebih dari 75 tahun," itu Masyarakat Bugis telah meracik kue-kue tradisional sejak zaman kerajaan. Namun dengan teknik memasak yang dominan dibakar, atau diperkirakan Karasa sudah ada dari zaman kerajaan, namun menggunakan metode pengolahan yang berbeda."Terdapat kemungkinan kue ini telah ada namun dalam pengolahan yang berbeda, meninjau teknik memasaknya yang digoreng sedangkan dahulu dominan makanan dibakar, atau direbus," sisi proses pembuatan, Sari menilai juga terjadi perubahan yang mendasar. Dahulu masyarakat menggunakan batok kelapa yang dilubangi kue Karasa yaitu tepung beras yang telah dihaluskan dicampur air akan mengalir melalui lubang tersebut."Kalau sekarang alatnya sudah modern," Membuat Kue KarasaMembuat kue Karasa pada dasarnya cukup mudah. Namun, butuh ketelitian dan bahan baku yang digunakan tidak susah diperoleh. Jika ingin mencoba membuat kue Karasa sendiri, dapat mengikut resep berikut iniBahanBeras putih yang sudah digiling atau ditumbukGula merahAirMinyak gorengCara MembuatPertama, beras putih yang sudah digiling atau ditumbuk halus dicampur dengan gula merah dan airKemudian aduk hingga encer dan rata. Setelah itu, adonan tersebut dimasukkan ke dalam batok kelapa yang dibentuk menyerupai timba dengan pegangan yang bagian bawahnya dilubangi sebagai tempat keluarnya adonan dituangkan ke dalam minyak kelapa yang sudah panas di atas wajanDalam proses penggorengan, gula merah yang sudah dihaluskan ditaburkan di atas adonan tersebut Setelah adonan sudah tampak kecoklatan atau matang angkat dari wajanKemudian lipat kue Karasa sebelum mengeras Simak Video "Laris Manis Penjualan Serabi di Jawa Timur saat Perayaan Imlek 2023" [GambasVideo 20detik] urw/alk
Berikut10 kuliner khas makassar yang patut anda coba ketika berkunjung ke kota yang terkenal dengan pantai losarinya ini. Selanjutnya lumatkan pisang atau bisa langsung diblender lalu dicampur dengan santan, gula dan garam. Resep Putu Pesse Khas Bugis Bone Oleh Dapur Boegiezt - Cookpad Kue berbentuk bulat ini terbuat dari bahan dasar tepung beras danKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sudah menjadi tradisi dalam masyarakat suku Bugis Makassar dalam prosesi-prosesi adat dan kebudayaan, menyertakan makanan yang dalam hal ini kue-kue tradisional, tidak hanya sebagai penganan yang wajib ada di perjamuan-perjamuan khusus, seperti masyarakat suku Bugis Makassar, kue-kue bukan saja sebagai penganan yang wajib disuguhkan untuk dinikmati tetamu dan undangan, namun bagi mereka ada nilai-nilai filosofi dari ragam, bentuk dan rasa kue-kue "wajib" yang disuguhkan, terutama dalam prosesi pernikahan orang Bugis Makassar. Ada beberapa kue-kue tradisional dan khas yang menjadi penganan "wajib", ada yang berupa kue kering ada juga yang berupa kue basah. Kue- kue ini menjadi perlambang komunikasi memanjatkan do'a ke hadirat yang kuasa dalam rasa dan bentuk-kue yang wajib ada saat pesta pernikahan masyarakat suku Bugis kesempatan ini, saya coba berbagi resep Kue- kue "wajib" yang harus ada di acara atau prosesi pernikahan orang Bugis Makassar. Tapi di kesempatan ini hanya yang kue-kue basah "wajib" itu ada 3 macam, masing-masing "Sikaporo", "Cucuru' Bayao" dan "Ka'tirisala" yang memiliki ragam bentuk dan rasa yang mengandung arti filosofis yang berupa doa dan harapan yang dimanifestasikan dalam bentuk mungkin karena ini merupakan hidangan atau penganan khusus yang harus ada, rasanya pun memang enak, unik dan asyik untuk dinikmati. 1. Sikaporo Foto pengantin Sekilas, penampilan kue ini seperti puding. Bisa dimaklumi karena teksturnya terlihat lembut dan warna sikaporo' ini cukup cerah di mata. Rasanya tak terlalu manis, lantaran jumlah gula pasir yang dipakai hanya sedikit. Bahan lain yakni putih telur, santan kental, dan pasta pandan. Saat dikunyah, sikaporo' terasa lembut di mulut. 1 2 3 4 Lihat Foodie Selengkapnya ResepKue Khas Bugis Bone. Proposal Kue Barongko : Cara membuat barongko kue khas (Leroy Conner) Resep Kue Khas Bugis Bone Parakang manusia jadi-jadian di Sulawesi Selatan | Bugis Bone Proposal Kue Barongko - Resep Membuat Kue Barongko Tanpa Angpao Dari Kain Flanel Proposal Kue Barongko - Resep Membuat Kue Barongko Tanpa Moms, yuk coba resep kue bugis berikut iniMoms mungkin juga sedang mencari resep kue bugis yang bugis adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari beras ketan berisi kelapa parut. Walaupun namanya sama seperti suku di Sulawesi Selatan, tetapi kue ini justru banyak didapat di pulau Jawa. Di Pulau Jawa, kue bugis disebut dengan kue mendut. Sementara di Sumatera Barat, kue ini disebut dengan lapek Bugis’ atai lepat pengemasan kue bugis juga berbeda-beda tergantung daerahnya. Moms mungkin bisa mencari tahu jika ingin membuat resep kue Jawa, kue ini dibungkus dengan daun pisang muda kemudian dilipat segi empat dan menyerupai kue pisang. Sementara di Sumatera, kue ini dikemas dengan pincuk daun dan menyerupai dari kue bugis di Jawa dan Sumatera juga berbeda. Di Jawa, kelapa isinya menggunakan gula merah sementara di Sumatera menggunakan gula demikian, resep kue bugis di Jawa dan di Sumatera tidak jauh berbeda lho kalau ingin mencoba buat sendiri di rumah, bisa coba kumpulan resep kue bugis berikut ini. Baca Juga RESEP & MAKANAN 5 Resep Kue Ku, Kue Tradisional Tiongkok yang Berbentuk seperti Kura-kura 1. Resep Kue Bugis Sederhana Kalau Moms baru ingin membuat, bisa mencoba resep kue bugis sederhana dari dapurzahira berikut membuat kue bugis, Moms harus membagi bahan menjadi dua, yaitu kue bugis dan isinya. 200 gram tepung beras ketan½ sdt garam2 sdm gula halus1 sdm minyak150 ml santan kentalPewarna makanan hijau aroma pandan secukupnyaBahan Isi100 gram kelapa parut¼ sdt garam50 ml air60 gram gula merah2 sdm gula pasirDaun pisang untuk membungkus Campurkan semua bahan kue ke dalam wadah kecuali minyak dan santan. Aduk hingga semua bahan tercampur santan sedikit demi sedikit ke dalam adonan kering. Aduk perlahan hingga semua bahan tercampur dengan minyak goreng, aduk kembali hingga merata. membuat isi, campurkan semua bahan isi kemudian masak di atas api sedang sampai gula menjadi karamel dan matang. adonan kue kemudian pipihkan, beri isian kelapa kemudian bentuk menjadi adonan menggunakan daun pisang. Kemudian kukus kue hingga matang dan sajikan. Baca Juga RESEP & MAKANAN 3 Resep Kue Cucur yang Wajib Moms Coba di Rumah, Mudah Banget Bikinnya! 2. Resep Kue Bugis Ketan Hitam Di Padang, Sumatera Barat, kue bugis dibuat menggunakan tepung ketan hitam. Selain itu, isian kelapanya juga menggunakan gula putih. Nah, berikut resep kue bugis ketan hitam. 20 lembar daun pisang ukuran 15x15 cmMinyak untuk olesanBahan Kulit200 gram tepung beras ketan hitam50 gram tepung beras ketan putih½ sdt garam275 gram santan sedang1 lembar daun pandanBahan Isi200 gram kelapa parut pilih yang setengah tua150 gram gula pasir100 ml air½ sdt garam2 lembar daun pandan, ikat simpul Moms bisa membuat isiannya terlebih dahulu. Caranya campurkan semua bahan dan masak dengan api kecil hingga agak kering. Angkat, Moms bisa melanjutkan dengan membuat kulitnya. Aduk rata tepung ketan hitam dan ketan putih, santan bersama garam dan daun pandan hingga santan ke dalam yang masih hangat ke dalam campuran tepung. Aduk hingga menjadi adonan kemudian uleni hingga adonan menjadi 20 bagian, tutum dengan kain bersih. Ambil 1 bagian adonan, 1 sdt isi di tengahnya, tutup kemudian bentuk menjadi bulatan. Lakukan hingga adonan adonan dengan daun pisang yang sudah diolesi selama 15 menit. Diamkan hingga uap panas hilang, biarkan dingin. Sajikan. Baca Juga RESEP & MAKANAN 5 Resep Kue Sus Renyah dan Anti Kempes, Cocok untuk Camilan! 3. Resep Kue Bugis Ubi Ungu Selain menggunakan tepung ketan, saat ini sudah banyak kreasi kue bugis dengan bahan baku lain seperti ubi ungu. Melansir berikut resep kue bugis ubi ungu yang bisa Moms coba di rumah. Bahan Adonan Ungu500 gram ubi ungu, cuci bersih100 gram tepung ketan50 gram sagu50 gram gula pasirMinyak secukupnyaBahan Adonan Putih200 gram tepung beras50 gram sagu1,2 L santan kental sedangGaram secukupnyaDaun pandanBahan Isi300 gram kelapa parut pilih yang tidak terlalu tua200 gram gula aren50 gram gula pasirBahan LainnyaDaun pisang Rebus ubi ungu hingga matang. Kemudian haluskan dengan food processor hingga menjadi pasta, Moms bisa membuat isian terlebih dahulu. Caranya, campur semua bahan isian ke dalam wadah, masak dengan api kecil hingga setengah kering. buat adonan ungu dengan mencampur semua bahan menjadi satu. Tambahkan santan secukupnya hingga adonan menjadi kalis dan bisa adonan ungu, kemudian masukan dengan isian kelapa. Bentuk menjadi bulat, lakukan hingga semua adonan adonan ungu menggunakan panci yang sudah dialasi daun pisang. Setelah matang, menunggu adonan ungu matang, Moms bisa membuat adonan putih. Campurkan sisa santan ke dalam panci anti lengket. Masukan tepung beras kemudian aduk hingga garam dan daun pandan yang sudah diikat. Nyalakan api dan masak dengan api kecil hingga mendidih dan adonan menjadi daun pisang yang sudah dibentik seperti kerucut. Masukan adonan putih sekitar 3 sendok makan, letakan adonan ungu diatasnya kemudian tutup dan rekatkan menggunakan lidi atau diikat dengan tali kembali selama 15 menit. Angkat dan sajikan. Baca Juga RESEP & MAKANAN 7 Resep Kue Pancong Lembut, Lumer, dan Aneka Topping 4. Resep Kue Bugis Ala Rumahan Moms juga bisa mencoba resep kue bugis ala rumahan dari berikut ini. 250 gram tepung ketan Moms bisa pilih ketan hitam atau putih tergantung selera250 ml santan kental½ sdt garamDaun pisang secukupnyaBahan Isi½ butir kelapa setengah tua, parut150 gram gula merah, sisir½ sdt vanili½ sdt garam Pertama Moms buat isian terlebih dahulu. Campur semua bahan isi kemudian masak di atas api kecil sambil diaduk hingga semua bahan tercampur dan tekstur kelapa sedikit kering. Moms bisa membuat adonan isi. Campur tepung ketan dengan garam, aduk hingga santan sedikit demi sedikit sambil diaduk dan diuleni hingga adonan kalis dan dapat 1 sendok makan adonan, beri 1 sendok teh isian kelapa. Bentuk menjadi bulat dan lakukan hingga semua adonan adonan dengan daun pisang, lakukan hingga semua adonan kue bugis selama 30 menit. Setelah matang, sajikan. Baca Juga RESEP & MAKANAN Resep Kue Rangi, Kue Nostalgia Bercita Rasa Lezat Kini, Moms sudah tahu 'kan langkah membuat resep kue bugis. Jangan lupa untuk mencoba resep kue bugis di rumah ya. Bisa jadi sajian saat ada acara spesial © 2023 Orami. All rights reserved. rmP18.